Pokok bahasan logika, atau objek dari logika adalah pernyataan-pernyataan atau kalimat yang memiliki arti tertentu dan memiliki nilai benar atau salah saja.
Contoh:
Dewi belajar
Badu adalah seorang mahasiswa yang pandai pada mata kuliah
Logika Matematika
Kalimat pertama hanya memiliki subjek dan predikat, sedangkan kalimat kedua memiliki subjek,
predikat, objek, dan keterangan. Dalam proposisi, masalah tersebut bukan
merupakan masalah karena setiap kalimat atau pernyataan tetap dapat dianggap
satu buah proposisi.
Proposisi-proposisi dapat digabungkan dan dimanipulasi
sedemikian rupa dengan berbagai cara sehingga membentuk proposisi yang rumit.
Penggabungan tersebut dilakukan dengan perangkai-perangkai
(connectives) sehingga disebut proposisi majemuk (compound propositions).
Proposisi majemuk sebenarnya terdiri dari banyak proposisi
atomic (atomic propositions).
Proposisi atomic adalah proposisi yang tak dapat
dipecah-pecah menjadi beberapa proposisi lagi.
Dasar-dasar Logika
Ada suatu argumen yang dikatakan secara logis kuat, tetapi
ada juga yang tidak.
Contoh: Perhatikan argumen logis berikut:
(1) Jika harga gula
naik, maka pabrik gula senang
(2) Jika pabrik gula
senang, maka petani tebu akan senang
(3) Dengan demikian,
jika harga gula naik, maka petani tebu senang.
Pernyataan (1) dan
(2) disebut premis-premis (premises) dari argumen, sedangkan pernyataan (3)
berisi kesimpulan (conclusion).
Jadi, jika suatu argumen memiliki premis-premis yang benar,
maka kesimpulan juga harus benar. Jika hal tersebut terjadi, maka argumen
tersebut secara logis kuat (soundness).
Proposisi-proposisi dapat dinyatakan dengan huruf.
Kalimat pada contoh sebelumnya dapat diubah menjadi huruf-huruf
seperti berikut:
A = Harga gula naik
B = Pabrik gula
senang
C = Petani tebu
senang
Maka argumen tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
(1)Jika A maka B
(2)Jika B maka C
(3)Jika A maka C
Bentuk argumen yang
memakai pola tersebut dinamakan Hypothetical Syllogism
Bentuk argumen
lainnya:
(1) Program komputer ini memiliki bug atau masukannya salah
(2) Masukannya tidak salah
(3) Dengan demikian, program komputer ini memiliki bug
Jika
A = Program komputer
ini memiliki bug
B = Masukannya salah
Maka argumen tersebut sekarang ditulis:
(1)A atau B
(2)Bukan B
(3)A
Bentuk argumen di atas dinamakan Disjunctive Syllogism
Modus Ponens
(1)Jika lampu lalu-lintas menyala merah, maka semua
kendaraan berhenti
(2)Lampu lalu-lintas menyala merah
(3)Dengan demikian, semua kendaraan berhenti
Jika
A = Lampu traffic menyala merah
B = Semua kendaraan berhenti
Maka bentuk argumen di atas menjadi:
(1)Jika A maka B
(2)A
(3)B
Modus Tollens
(1)Jika saya makan, maka saya kenyang
(2)Saya tidak makan
(3)Dengan demikian, saya tidak kenyang
Jika
A = Saya makan
B = Saya kenyang
Maka bentuk argumen di atas menjadi:
(1)Jika A maka B
(2)Bukan A
(3) Bukan B
Proposisi
Proposisi-proposisi merupakan pernyataan-pernyataan yang ada
di dalam suatu argumen
Pernyataan-pernyatan tersebut mempunyai properti yaitu suatu
nilai benar atau salah
Proposisi: setiap pernyataan yang bernilai benar atau salah.
Tidak bisa bernilai kedua-duanya atau nilai lainnya.
Misal pernyataan “Program komputer ini memiliki bug” adalah
proposisi yang bernilai benar atau salah.
Persoalan yang terjadi, ternyata banyak pernyataan atau
argumen yang mengandung perdebatan tentang nilai benar atau salah. Misalnya:
(a) Angka 8 adalah
angka keberuntungan
(b) Angka 13 adalah
angka sial
(c) Indonesia negara
yang kaya raya
Ketiga pernyataan di
atas ada yang berpendapat benar, ada yang menganggap salah.
Dengan demikian
pernyatan tersebut tak dapat dijadikan proposisi.
Selain itu pernyataan yang berbentuk kalimat perintah
(commands) dan pertanyaan (questions) juga merupakan kalimat yang tidak dapat
dijadikan proposisi.
Dengan kata lain, jika pernyataan tersebut tidak dapat
dijawab benar atau salah (is it true or false?), maka ia tidak dapat berfungsi
sebagai proposisi.
Variabel dan Konstanta
Proposisional
Huruf-huruf A, B, dan C yang menggantikan
proposisi-proposisi disebut variabel proposisional (propositionals variables),
yang hanya memiliki nilai benar (True=T) atau salah (False=F) saja.
Pernyataan untuk proposisi majemuk “A atau B” maka nilai A=T
atau B=F atau sebaliknya. T dan F disebut konstanta-konstanta proposisional
(propositional constants).
Proposisi yang berisi satu variabel proposisional atau satu
kosntanta proposisional disebut proposisi atomik.
Semua proposisi bukan atomik disebut proposisi majemuk, dan
semua proposisi majemuk memiliki minimal satu perangkai logika.
Perhatikan proposisi majemuk berikut:
A atau B (A or B)
A dan B (A and B)
Bukan A (not A)
Jadi kata-kata “atau
(or)”, “dan (and)”, dan “bukan (not)” digunakan sebagai perangkai untuk
merangkaikan proposisi-proposisi yang disebut sebagai perangkai dasar atau
perangkai alamiah (natural connectives)
1. Manakah dari pernyataan-pernyataan berikut yang merupakan
proposisi?
(a)Apakah jawabanmu ini sudah benar, Bowo?
(b)Bowo pergi kuliah
(c)4 adalah bilangan prima
(d)Bowo, pergilah ke sekolah sekarang juga!
2. Manakah dari pernyataan-pernyataan berikut yang berupa
proposisi
atomik dan yang berupa proposisi majemuk?
(a)Setiap orang Indonesia kaya raya
(b)Bowo dan Dewi sama-sama kaya raya
(c)Bowo kaya raya atau banyak hartanya
3. Beri nilai konstanta proposisional T atau F pada
pernyataan berikut:
(a)Yogyakarta ibukota negara Indonesia
(b)Angka 8 adalah angka genap
(c)Jepang berbentuk negara republik
(d)Hari ini hari Senin
Tabel Kebenaran
Tabel kebenaran adalah suatu tabel yang menunjukkan secara
sistematis satu demi satu nilai-nilai kebenaran sebagai hasil kombinasi dari
proposisi-proposisi yang sederhana . Setiap kombinasi dari proposisi-proposisi
sederhana tersebut, nilainya tergantung dari jenis perangkai atau operator
logika yang digunakan untuk mengkombinasikannya. Setiap perangkai logika
memiliki nilai kebenaran masing-masing.
Konjungsi
Konjungsi (conjuction) adalah kata lain dari perangkai “dan
(and)”
Konjungsi: Misalnya A dan B adalah proposisi. Proposisi “A
dan B” yang disimbolkan dengan A.B, adalah proposisi yang bernilai benar, jika
nilai A dan B keduanya benar, jika lainnya pasti salah.
Proposisi berbentuk A.B disebut konjungsi A dan B
Disjungsi
Disjungsi (disjunction) adalah kata lain dari perangkai “atau (or)”
Disjungsi: Misalnya A dan B adalah proposisi. Proposisi A
atau B, yang disimbolkan dengan A.B, adalah proposisi yang bernilai salah, jika
nilai A dan B keduanya salah, jika lainnya pasti benar.
Proposisi berbentuk A.B disebut disjungsi A dan B
Negasi
Negasi (negation) digunakan untuk menggantikan perangkai
“bukan (not)”
Negasi: Misalnya A adalah proposisi. Pernyataan “Ini bukan
A” adalah proposisi yang lain, disebut negasi dari A. Negasi A diberi simbol
.A, dan dibaca “bukan A”
Perangkai . disebut perangkai unary karena hanya dapat
merangkai satu variabel proposisional.
Implikasi
Implikasi (implication) menggantikan perangkai “jika…maka…
(if…then…)”.
Implikasi: Misalnya A dan B adalah proposisi. Implikasi “ A
implikasi B”, yang disimbolkan dengan A.B adalah proposisi bernilai salah, jika
nilai A bernilai benar dan B bernilai salah, dan jika lainnya pasti benar.
Pada implikasi ini A disebut antecedent (hipotesis atau
premis) dan B disebut consequence (kesimpulan).
Ekuivalensi
Ekuivalensi (equivalence) menggambarkan perangkai “jika
dan hanya jika (if and only if)”.
Ekuivalensi: Misalnya A dan B adalah proposisi.
Ekuivalensi “A jika dan hanya jika B” yang disimbolkan
dengan A.B, adalah proposisi yang bernilai benar jika nilai A dan B bernilai
sama, baik benar atau salah. Jika nilai A dan B tidak sama (baik benar atau
salah) maka nilai proposisi A.B salah.
Sumber :
http://pend-matematika.blogspot.com/2012/07/proposisi-dan-kalimat-terbuka.html
0 komentar: