PEMBAHASAN

Internet Addiction atau dalam Bahasa Indonesia adalah Kecanduan Internet,
merupakan fenomena dimana pengguna internet meluangkan banyak waktu untuk
ber-internet atau bahkan lebih banyak waktu yang digunakan untuk ber-internet.
Menurut jurnal Mustafa KOC yang membahas mengenai Internet Addiction mengatakan
bahwa orang yang kecanduan internet biasanya menggunakan internet selama 6 jam
dalam sehari atau bahkan lebih dari itu. Sedangkan menurut jurnal Adlin
Hasibuan yang membahas tema yang sama mengatakan bahwa Internet Addiction
berupa patologis (penyakit) yang ditandai engan tidak mampunya seseorang
mengontrol waktu penggunaan internet, dan merasa bahwa dunia maya lebih menarik
dibandngkan dengan dunia nyata, serta mengalami gangguan dalam hubungan
sosialnya. Juga menurut jurnal yang ditulis oleh Helli P. Soetjipto
mengatakan bahwa konsep Addiction yang digunakan pada kecanduan internet ini
sama dengan konsep yang digunakan pada bidang Psikiatri yang lebih dikenal
dengan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder atau DSM-IV
(American Psychiatric Association, 1995).

Jenis- jenis (Kategori) Internet
Addiction
Young membagi kecanduan internet ke dalam lima kategori, yaitu:
a. Cybersexual addiction, yaitu
seseorang yang melakukan penelusuran dalam situs‐situs
porno atau cybersex secara kompulsif.
b. Cyber‐relationship addiction, yaitu seseorang yang hanyut dalam
pertemanan melalui dunia cyber.
c. Net compulsion, yaitu seseorang
yang terobsesi pada situs‐situs perdagangan (cyber shopping atau day trading) atau
perjudian (cyber casino).
d. Information overload, yaitu
seseorang yang menelusuri situs‐situs informasi secara kompulsif.
e. Computer addiction, yaitu
seseorang yang terobsesi pada permainan‐permainan
online (online games) seperti misalnya Doom, Myst, Counter Strike, Ragnarok dan
lain sebagainya.
Gejala-gejala Internet Addiction
Freitag dan Weaver (2002) menyatakan gejala‐gejala
dari kecanduan internet adalah:
a. Keasyikan dengan internet dan
selalu memikirkannya selagi off‐line (internet preoccupation).
b. Selalu menambah waktu online.
c. Tidak mampu untuk mengontrol
penggunaan internet.
d. Lekas marah dan gelisah bila
tidak sedang online.
e. Menggunakan internet sebagai
pelarian dari masalah.
f. Membohongi keluarga atau teman
mengenai jumlah waktu yang digunakan untuk online.
g. Kehilangan teman, pekerjaan,
ataupun kesempatan pendidikan dan karir karena penggunaan internet.
h. Terus menggunakan internet
walaupun dana untuk online menipis.
i. Depresi, kemurungan, kegelisahan,
dan kecemasan meningkat jika tidak menggunakan internet.
j. Mengalami gangguan tidur atau
perubahan pola tidur akibat penggunaan internet.
k. Merasa bersalah dan penyesalan
yang dalam akibat penggunaan internet.
Fenomena Internet Addiction

Fenomena Internet Addiction
seperti gambar disamping. Kecanduan bermain game online seperti pada
jurnal Angela yang membahas mengenai kecanduan game online. ternyata
jurnal ini membahas, bahwasanya kecanduan game online dapat menurunkan motivasi
belajar pada siswa. Game online menurut seorang psikolog yaitu Rahmat
yang mengatakan bahwa bermain game online sangatlah menyenangkan namun
apabila kita mengetahui dalam memainkannya, game online memiliki
kecenderungan bersifat kecanduan bagi pemainnya ini dikarenakan dari segi
permainannya, game online sendiri memiliki fitur yang menarik, berisi
gambar-gambar, animasi-animasi yang mendorong anak bahkan orang dewasa tertarik
bermain game, selain itu macam-macam game tersebut dirancang khusus agar anak menjadi
ingin terus bermain. Dari hasil penelitiannya, bahawa lebih banyak siswa yang
menyukai bermain game di warnet (warung internet) dibandingkan dirumah,
serta lebih banyak pula siswa yang mengaku bahwa intensitas bermain internet
dilakukan setiap hari, disusul dengan intensitas 5-6 kali dalam seminggu,
kemudian 4-5 kali dalam seminggu, 3-4 kali dalam seminggu, 1-2 kali dalam
seminggu. Berarti bahwa, game online salah satu fenomena Internet
Addiction.
KESIMPULAN
Internet
Addiction merupakan hal yang
mengarah pada kecanduan terhadap intenet, seperti : berlama-lama menggunakan
internet, selalu saja ada alasan untuk memerpanjang waktu berinternet, dan juga
lebih marasa nyaman dengan ber-internet. Internet Addiction ini ternyata
tak berbeda jauh dengan kecanduan obat-obatan ataupun kecanduan minuman
beralkohol, karena kecanduan internet ini memiliki beberapa kesamaan gejala
dengan kecanduan obat ataupn minuman. Bahkan ternyata, kata Addiction
yang digunakan pada kecanduan internet ini mengacu pada Addiction yang
sering digunakan pada konsep psikiatri dalam DSM-IV. Kecanduan internet
biasanya lebih mengarah pada anak diusia remaja, namun tidak menutup
kemungkinan bila seorang dewasa pun mengalami kecanduan internet.
SARAN
Semua kalangan harus menekan kecanduannya terhadap internet jika diketahui hal-hal yang dicandui tersebut mengenai hal-hal yang negatif dan tidak berguna. Dan membiasakan diri untuk membedakan penggunaan internet sebagai kebutuhan atau hanya untuk kesenangan.
REFERENSI
Hasibuan, Adlin. 2014. Sistem
Pakar Diagnosa Kecanduan Menggunakan Internet (Internet Addiction) Menggunakan
Metode Certainty Factor. Pelita Informatika Budi Dharma. Volume 6 nomor 3.
Hal 143-147
KOC, Mustafa. 2011. Internet
Addiction and Psychopatology. TOJET. Volume 10 issue 1. Page 143-148
Widiana,
H.S., Retnowati, S., Hidyat, R., Kontrol Diri dan Kecenderungan Kecanduan
Internet. Indonesian Psychologycal Journal Vol.1 No. 1. Hal 6-16
Angela.
2013. Pengaruh Game Online Terhadap Motivasi Belajar Siswa SDN 015 Kelurahan
Sidomulyo Kelurahan Samarinda Ilir. eJournal
Ilmu Komunikasi Vol.1 No.2. Hal 532-544
Soetjipto, H.P. Pengujian
Validitas Konstruk Kriteria Kecanduan Internet. Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada : Jurnal Psikologi Volume 32, No. 2, Hal
74-91
Follow Us
Were this world an endless plain, and by sailing eastward we could for ever reach new distances